Strategi
pembelajaran
Strategi
pembelajaran adalah suatu siasat melakukan kegiatan pembelajaran yang bertujuan
mengubah suatu keaadan pembelajaran yang diharapkan. Guru yang ingin
murid-muridnya mengalami kemajuan, perlu mengadakan pengamatan dan penelitian
terhadap teori dan praktek mengajar sehingga ia dapat terus menerus
meningkatkan cara mengajar. Hal ini
perlu untuk mengetahui kualitas dari cara guru itu mengajar dan bagaimana siswa
memahami apa yang disampaikan oleh guru.
Serta juga mengukur tingkat pengertian dari siswa yang telah mengikuti proses belajar. Melalui pengamatan dan penelitian, guru dapat mengintropeksi ulang cara-cara dan metode mengajar yang selama ini sudah diterapkan, apakah perlu diteruskan? Ataukah perlu diperbaiki lagi? Ataupun perlu modifikasi-modifikasi lainnya untuk meningkatkan kualitas kelas ketika belajar.
Serta juga mengukur tingkat pengertian dari siswa yang telah mengikuti proses belajar. Melalui pengamatan dan penelitian, guru dapat mengintropeksi ulang cara-cara dan metode mengajar yang selama ini sudah diterapkan, apakah perlu diteruskan? Ataukah perlu diperbaiki lagi? Ataupun perlu modifikasi-modifikasi lainnya untuk meningkatkan kualitas kelas ketika belajar.
Strategi
pembelajaran yang menarik dapat pula mendorong minat dan motivasi belajar dari
siswa. Tetapi strategi yang menarik akan
dapat tercapai jika guru mampu memodifikasikannya dengan kepribadian siswa yang
unik. Di sekolah anak didik belajar menurut gaya mereka masing-masing. Perilaku anak didik bermacam-macam dalam
menerima pelajaran dari guru. Seorang
anak didik dengan tekun dan penuh konsentrasi menerima pelajaran dari guru
dengan cara mendengarkan penjelasan guru atau mengerjakan tugas yang telah
diberikan. Ada banyak perilaku siswa
ketika berada di dalam kelas, dan ada banyak tingkat minat siswa yang
berbeda-beda, karena itu tugas tanggung jawab guru adalah selalu berusaha untuk
menghadirkan situasi yang menggugah siswa untuk memeprhatikan selama proses belajar. Mengajar yang efektif ialah mengajar yang
dapat membawa siswa yang efektif pula.
Belajar disini adalah suatu aktifitas mencari, menemukan dan melihat
pokok masalah. Siswa berusaha memecahkan
masalah ermasuk pendapat bahwa bila seseorang memiliki motor skill atau mampu
dapat menciptakan puisi atau suatu simfoni, maka dia telah menghasilkan masalah
dan menemukan kesimpulan.
Jadi
untuk menghasilkan kelas dan proses belajar yang aktif, maka guru memiliki
peranan yang besar untuk menghadirkan hal itu.
Jika kelas tidak efektif, sudah jelas bahwa guru tidak mampu menguasai
kondisi dan menciptakan kondisi yang membuat kelas berjalan sesuai tujuan
rencana pembelajaran. Dalam proses
belajar-mengajar, guru mempunyai peranan untuk mendorong, membimbing, dan memberi
fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat
segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan
siswa. Lebih khusus peranan guru
berikutnya adalah membangkitkan motivasi dalam diri peserta didiknya agar
semakin aktif belajar. Penulis sangat
setuju dengan hal ini, gairah untuk masuk dalam kelas dan mengikuti pelajaran
ada pada pertemuan pertama guru dan murid ketika kelas pertama kali
berlangsung.
Tahapan-tahapan
dalam proses mengajar memiliki hubungan erat dengan penggunaan strategi
mengajar. Maksudnya ialah bahwa setiap
penggunaan strategi mengajar harus sealu merupakan rangkaian yang utuh dalam
tahapan-tahapan mengajar. Setiap proses
mengajar harus melalui tiga tahapan, yakni :
Pertama,
tahapan prainstruksional, yaitu persiapan sebelum mengajar dimulai. Kedua, tahap instruksional, yaitu saat-saat
mengajar (penyajian materi). Ketiga,
tahapan evaluasi dan tindak lanjut, yaitu penilaian atas hasil belajar siswa
setelah mengikuti pengajaran dan penindaklanjutannya.